Pada kesempatan ini saya
akan membahas mengenai prosedur dalam pekerjaan jalan khususnya perkerasan
lentur. Perkerasan lentur adalah sistem perkerasan dalam jalan menggunakan
aspal beton. Kualitas dari campuran aspal ini sangat dipengaruhi oleh beberapa
hal antara lain sistem pengerjaannya, proporsi campuran, dan kualitas
materialnya. Dalam artikel ini yang akan dibahas adalah sistem
pengerjaannya di lapangan khususnya cara
pemadatan aspal yang benar.
Cara pemadatan aspal di lapangan kadang tidak sesuai dengan
teori yang ada sehingga kualitas jalan yang dihasilkannya pun tidak maksimal.
Banyak sekali kasus proyek jalan yang mengalami kerusakan sebelum umur rencana
sehingga bisa dipastikan dalam pengerjaannya ada yang kurang maksimal.
Pemadatan aspal pada badan jalan wajib dilakukan dengan
benar dan sesuai spesifikasi yang diisyaratkan oleh RKS karena akan berpengaruh
terhadap kualitas campuran aspal. Beberapa risiko negatif yang dihasilkan
apabila pemadatan kurang sempurna antara lain
Aspal sudah rusak sebelum waktunya
Agregat pada campuran aspal akan mudah terpisah akibat
kurangnya pemadatan.
Kelenturan aspal berkurang
Permukaan aspal tidak rata sehingga tidak nyaman bagi
pengemudi kendaraan
Beberapa alat berat penunjang untuk memadatkan aspal antara
lain Asphalt spray, Asphalt finisher, PTR (pneumatic Tyre Roller), dan Tandem
roller.
Asphalt spray adalah kendaraan yang mempunyai tanki
digunakan menyemprotkan aspal prime coat maupun tack coat.
Asphalt finisher adalah alat berat yang digunakan untuk
menghamparkan hotmix (campuran aspal) ke badan jalan.
PTR adalah alat berat yang mempunyai roda karet untuk
memadatkan campuran aspal
Tandem roller adalah alat berat yang mempunyai roda baja
depan dan belakan untuk memadatkan campuran aspal.
Lalu bagaimana cara pemadatan aspal yang benar? Berikut
sistem pemadatan yang biasa dilakukan di lapangan.
Ada tiga tahapan dalam pemadatan aspal antara lain pemadatan
awal, pemadatan kedua dan pemadatan akhir.
1. Pemadatan Awal
Pemadatan awal dilakukan ketika dump truck menuangkan hotmix
kedalam asphal finisher kemudian menghamparkan ke badan jalan. Pemadatan awal
ini harus dilaksanakan dengan menggunakan alat pemadat roda baja atau tandem
roller. Alat pemadat ini harus dioperasikan mengikuti gerak asphalt finisher.
Setiap titik perkerasan harus menerima minimum dua lintasan penggilasan awal
dengan kecepatan maksimal 4 km/jam. Pemadatan awal dimulai dari tempat
sambungan memanjang dan kemudian ke tepi luar.
2. Pemadatan Kedua
Pemadatan kedua atau utama harus dilaksanakan dengan alat
pemadat roda karet atau PTR sedekat mungkin dibelakang penggilasan awal dengan
kecepatan maksimal 10 km/jam. Pemadatan ini harus dimulai dari tempat sambungan
memanjang dan kemudian ke tepi luar.
3. Pemadatan Akhir
Pemadatan akhir atau penyelesaian harus dilaksanakan dengan
alat berat pemadat roda baja tanpa penggetar (vibrasi). Bila hamparan aspal
tidak menunjukkan bekas jejak roda pemadatan setelah pemadatan kedua, pemadatan
akhir ini bisa tidak dilakukan asalkan pemadatan setelah penggilasan kedua
cukup memadai.
Sebagai tambahan untuk pemadatan aspal pada daerah super
elevasi dilakukan dengan dimulai dari lajur yang rendah ke lajur yang tinggi.
Belum ada tanggapan untuk "Cara Pemadatan Aspal yang Benar"
Post a Comment